تفسير سورة يونس
TAFSIR SURAT YUNUS AYAT 101
قل
انظروا ماذا فى السموات والارض
101.
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi.
Penafsiran (الاضح)
قل (qul) berasal dari akar kata (قل يقل قولا قل), kata qul adalah
kata perintah (fi’il amar) yang secara harfiyah dipahami “katakanlah”. Kata
qul secara tekstual diperintahkan kepada Nabi Muhammad saw, tetapi dalam
konteks ditujukan kepada seluruh manusia, dalam istilah bahasa arab disebut “mukhathab
ghair mu’ayan”.
أنظروا (unzuru) bentuk
jama’ dari unzur (أنظر) yang secara harifah
bermakna lihat, perhatikan, renungkan. Kata unzur termasuk kata perintah
(fi’il amar) yang besal dari akar kata (ينظرأنظرنظر). Adapun kata al-samawat (السموات) bentuk jama’ dari al-samaa
(السماء) yang dalam kamus bahasa arab
diartikan; langit, awan, hujan. الارض (ardu/i) dipahami sebagai bumi,
sesuatu yang di bawah.
Dengan memperhatikan kosaka kata di atas,
dapat dipahami, kita dianjurkan untuk membaca, merenungkan seluruh ayat Allah
yang tercipta. Yakni memperhatikan, atau meneliti apa yang ada di atas, dan apa
yang di bumi dan perut bumi.
Ayat ini menyadarkan kita pada firman Allah
yang termaktub pada surat al-Baqarah ayat 31;
zوعلّم
ءادم الأسماء كلها
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama
(benda-benda) seluruhnya,
Jika diperhatikan ayat di atas, terutama pada
kata al’lama(N¯=tæ) menggunakan syidah atau menggunakan fi’il
mudhoaf. Dalam bahasa arab jika menggunakan syidah mengandung isyarat
adanya kerja keras atau kerjaan dukali. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Allah
memberikan ilmu kepada Nabi adam lewat sebuah proses, boleh juga dikatakan
Allah memberikan masalah kepada Nabi Adam, lantas Nabi ada diberikan kemampuan
oleh Allah dapat mengatasinya. Proses mengatasi masalah disebut ilmu.
Dalam kajian filsafat ada yang sebut dengan
pengetahuan dan ada juga yang disebut ilmu. Perbedaannya ilmu didapat secara
proses atau pengetahuan yang tersusun secara rasional dan sistimatis. Adapun pengetahuan
didapat secara praktis. Boleh juga ilmu merupakan kumpulan dari pengerahuan. Sesuai
dengan namanya ilmu, yang sebelum menjadi kata ilmu () harus mengalami proses alima,
ya’lamu, ilman(علم يعلم علما) masa lalu, masa
sekarang, hasil, yakni ilmu.
Kembali pada persoalan pokok, yakni ayat
tersebut di atas (surat yunus ayat 101), tentang manusia dianjurkan untuk
memperhatikan alam sekitar (langit, dan bumi). Dengan memperhatikan alam
sekitar melahirkan berbagai disiplin ilmu. Dengan memperhatikan bintang
melahirkan ilmu astronomi, memperhatikan angin melahirkan ilmu komunikasi,
telpon, dan lain sebagainnya. Memperhatikan bumi melahirkan ilmu bumi
(geografi). Memperhatikan yang hidup di bumi, seperti manusia melahirkan ilmu
kedokteran, psikologi, psikotrapi, dan banyak ilmu-ilmu yang lainnya.
Ayat di atas juga dapat meng-ispirasi kita,
bahwa tidak ada dikotomi ilmu, semua ilmu milik Allah, baik sain, filafat, atau
mistis.
No comments:
Post a Comment